Minggu, 11 Maret 2012

Peduli dan Berbagi

Tak terasa kita telah memasuki pekan ke dua masa prapaskah. Saatnya kita merenungkan, apa yang sudah kita lakukan? Anda boleh membanggakan diri kalau anda sudah melakukan puasa dan berpantang selama ini, menahan lapar dan akan berlanjut sampai akhir masa prapaska nanti...Oke sementara saya akan bilang, "Well, anda orang katholik yang bijak." Tapi tunggu, apakah puasa dan pantang kita itu telah berbuah bagi sesama kita?

Di awal pesan Bapa Suci untuk masa prapaskah, dengan jelas Bapa Suci menegaskan bahwa masa prapaskah sekali lagi memberikan kepada kita sebuah kesempatan untuk merenungkan kembali inti dari dari kehidupan seorang Kristen yaitu : Perbuatan amal KASIH. Masa prapaskah memberikan kita sebuah ruang dan waktu untuk memperbaharui perjalanan dan penghayatan iman kita baik sebagai individu maupun maupun sebagai bagian dari sebuah komunitas. Perjalanan dan penghayatan kekristenan kita pada masa prapaskah ini ditandai dengan pertobatan, keheningan batin, berpuasa yang merupakan representasi dari upaya untuk menyucikan diri dan akan berbuah pada kesadaran untuk peduli dan berbagi pada sesama kita. Ini adalah sebuah keniscayaan dalam usaha untuk menyambut sebuah peristiwa Agung yang merupakan pokok iman kekristenan kita yaitu kebangkitan Kristus.

Kemajuan teknologi informasi dan multimedia di tahun-tahun terakhir ini kalau tidak kita singkapi secara bijak telah menjadi sebuah lubang hitam yang tanpa ampun menjerumuskan kita dalam sebuah keterasingan sosial. Kecenderungan sikap acuh tak acuh terhadap keadaan sesama kita seolah terlihat menggejala dalam budaya masyarakat kita sekarang. Pengacuhan dan pengabaian terhadap sesama, lahir dari keegoisan kita yang kadang disamarkan sebagai tindakan menghargai privasi orang lain. Dengan pemahaman seperti itu, kadang kita merasa sah-sah saja untuk tidak peduli pada sesama kita. Peduli berarti menjadi peka akan kebutuhan mereka. Ada sebuah kisah yang sangat insipiratif tentang Orang Samaria yang baik hati, ketika ada seseorang yang habis dirampok dan dipukuli, seorang imam berlalu begitu saja, demikian juga ketika orang lewi lewat, namun seorang Samaria ini dengan penuh belas kasih peduli dan membantu orang yang belum dikenalnya sekalipun (bdk. Luk. 10:30-32). Hati kita kadang memang sudah terbungkus rapat-rapat dengan urusan-urusan kita dan hiruk-pikuk masalah sehingga hati kita tidak bisa mendengarkan jeritan kaum miskin di sekitar kita.

Selaras dengan Arah Dasar Umat Allah KAS 2012 alinea 3 tentang optimalisi kaum awam dalam perwujudan iman ditengah masyarakat dalam pemberdayaan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel, maka sudah sepantasnya kalau masa prapaskah tahun ini kita warnai dengan kepedulian kita akan jeritan-jeritan mereka dengan aksi nyata. Menyitir falsafah 3M nya A’a Gym yaitu Mulailah dari diri sendiri, Mulailah dari hal yang terkecil dan Mulailah sekarang juga, menjadi sangat relevan untuk menjadi falsafah aksi nyata kita pada masa prapaskah ini. Jadikanlah puasa dan pantang kita berbuah melimpah bagi sesama kita.

SELAMAT BERAKSI, TUHAN MEMBERKATI.

Tidak ada komentar: